JOMBANG - Tidak hanya pihak swasta yang tertarik dan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) beroktan 93 yang dibuat oleh seorang warga Jombang, Jawa Timur, Arif Wibowo, beberapa peneliti asal Australia pun tertarik meneliti dan memanfaatkan BBM hasil karya mantan guru SMA swasta itu.
Sejumlah peneliti asal Negeri Kanguru belum lama ini berkunjung ke rumah Arif di Desa Kaliwungu, Kecamatan Kota Jombang, Kabupaten Jombang, untuk menawarkan kerja sama produksi BBM sekelas pertamax itu. Hasil penemuan Arif itu diketahui para peneliti Australia setelah pemberitaannya beredar.
Menurut Arif, para peneliti Australia tersebut menawarkan kerja sama dengan imbalan besar. Syaratnya, pria yang pernah mendapat penghargaan sebagai guru teladan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu harus pergi ke Australia dan melakukan penelitian ulang. Selain itu, hasil BBM karyanya akan digunakan sebuah perusahaan besar di sana. Namun tawaran itu ditolak Arif karena khawatir kelak tidak bisa mengembangkan hasil dari penelitiannya itu di Indonesia.
Beberapa alasan pihak Australia ingin mengembangkan BBM hasil temuan Arif itu karena di negara tersebut ketersediaan bahan sampah organik sangat melimpah. Selain itu, harga BBM di Australia saat ini mahal, sementara ongkos produksi pertamax karya Arif hanya sekira Rp5.800 per liter.
Karena gagal membawa Arif ke Australia, rombongan peneliti tersebut hanya membawa BBM hasil karya Arif beserta beberapa bahan baku.
Bersumber dari : http://news.okezone
No comments:
Post a Comment