Friday, June 17, 2016

Bos Apple Music: YouTube Besar Karena Konten Curian

Jakarta - Beberapa orang tidak senang dengan YouTube. Termasuk pentolan band Nine Inch Nails yang juga petinggi Apple, Trent Reznor. Ia menuding situs berbagi video milik Google itu menjadi besar karena banyaknya konten curian.

"Menurutku bisnis YouTube sangat tidak jujur. Situs ini dibangun dengan konten curian dan itulah sebabnya mereka jadi sebesar itu," ketus Reznor yang detikINET kutip dari Guardian.

Reznor bicara tak murni sebagai seniman, sebab dia juga adalah Chief Creative Officer Apple Music yang notabene adalah rival YouTube. Selain YouTube, ia juga melontarkan kritikan pada layanan musik streaming Spotify.

"Kupikir layanan apapun yang ada gratisannya tidak adil. Itu membuat angka mereka bertambah dan membuat mereka nantinya bisa menjual banyak saham dan itu dibangun di atas karyaku dan teman temanku. Itu yang kuyakini," tambahnya.

Itu sebabnya Reznor mau bergabung dengan Apple Music yang dianggapnya punya solusi terbaik. "Kami mencoba untuk membangun platform yang menyediakan alternatif, di mana kamu bisa mendapat bayaran dan artis bisa mengontrol konten mereka," ujar Reznor.

YouTube memang sering menuai kritikan dari musisi dan industri musik karena dianggap gagal menghalangi konten berhak cipta diunggah ke situsnya. Namun YouTube membela diri.

"Mayoritas label dan publisher memiliki kesepakatan lisensi dengan YouTube dan memungkinkan video dari fans dimasukkan dan mereka mendapat revenue dari sana. Anggapan kalau konten ini sebagian besar tidak berlisensi itu salah. Sampai saat ini, kami telah membayar lebih dari USD 3 miliar ke industri musik dan angka itu terus tumbuh," kata YouTube.


Detik.com

Penemu 'Lubang' Android Diganjar Google Rp 7,3 Miliar


Jakarta - Program Android Security Reward baru berusia setahun, namun laporan celah keamanan yang diterima berkat program ini sudah sangat banyak, mencapai 250 laporan.

Ke-250 laporan itu berasal dari 82 orang yang berbeda, dan sampai sekarang Google sudah mengeluarkan dana sebanyak USD 550 ribu atau Rp 7,3 miliar untuk membayar para penemu celah keamanan tersebut.

Bayaran paling besar yang diterima oleh satu orang dalam program ini adalah USD 75.750, yang diberikan ke seorang bernama Peter Pi. Ia berhasil menemukan 26 celah keamanan yang cukup berbahaya.

Secara rata-rata, setiap temuan celah keamanan akan dihadiahi uang sebanyak USD 2.200, meski ada juga yang rata-rata mendapatkan USD 6.700 untuk setiap celah. Google sendiri sebenarnya menawarkan hadiah maksimal sebesar USD 38 ribu untuk tiap laporannya.

Untuk saat ini, program Android Security Rewards memang hanya tersedia untuk perangkat Nexus. Namun temuan-temuan celah keamanan di program tersebut akan berdampak lebih luas, yaitu ke ekosistem Android secara keseluruhan, demikian dikutip detikINET dari Android Authority




Detik.com

Skema TKDN Ponsel 4G: Pilih 100% Software atau Hardware?


Jakarta - Jalan panjang menentukan skema Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel 4G bakal berakhir. Dari lima skema yang diwacanakan sebelumnya, akhirnya mengerucut menjadi dua skema.

Menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan, dua skema yang dimaksud adalah 100% software dan 100% hardware.

Keputusan ini diambil untuk lebih menyederhanakan dan menegaskan skema TKDN bagi para vendor dalam memilih jalur investasinya.

Sayang, Putu belum bisa berbicara lebih detail soal skema TKDN ponsel 4G tersebut. "Kami sedang finalisasi konsepnya," ia melanjutkan saat berbincang dengan detikINET, Selasa (14/6/2016) malam.

Besaran TKDN ponsel 4G sendiri pada tahun 2016 ini ditetapkan sebesar 20%, dan bakal naik menjadi 30% pada Januari 2017.

Sebagai gambaran, dalam satu unit ponsel 4G, untuk bisa dijual secara resmi di Indonesia, maka harus memasukkan komponen software atau hardware dengan proporsi 20% (tahun 2016) di perangkat tersebut. Jika vendor lebih memilih TKDN 100% hardware maka komponen TKDN-nya lebih kasat mata, dimana dapat memasukkan buku manual atau boks penjualan yang memang dirakit di pabriknya sebagai konten lokal mereka.

Sementara jika vendor memilih 100% software maka ini terkait aplikasi di dalam ponsel. Namun di sini bukan berarti vendor tinggal menginstal sederet aplikasi lokal -- semisal App Detikcom -- di ponselnya untuk memenuhi unsur lokal tersebut. Tetapi lebih terkait aplikasi yang memang vendor itu memiliki andil dalam pengembangannya alias tidak asal comot.

Lee Kang Hyun, Wakil Ketua Wakil Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) dan Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) menilai, dibandingkan lima skema, munculnya dua skema TKDN 4G ini dirasa lebih baik.

Hanya saja yang patut dicermati adalah bagi vendor yang ingin berinvestasi 100% software itu dibatasi hanya untuk perangkat yang dijual di atas Rp 8 juta. Dimana pemain di kelas ini bisa dihitung oleh jari.

Pembahasan skema TKDN 4G ini sendiri melibatkan tiga kementerian, yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Perdagangan serta Kementerian Perindustrian.

Awalnya, ada lima skema TKDN 4G yang diwacanakan. Pertama, skema 100% hardware. Kedua, 100% software. Ketiga, komposisi hardware 75% dan software 25%. Keempat, hardware dan software masing-masing 50%, dan terakhir kelima, hardware 25% dan software 75%.

Namun dalam pembahasannya, skema TKDN 4G ini menuai pro dan kontra. Terutama dari kubu vendor ponsel yang sudah terlanjur berinvestasi membangun pabrik di Indonesia. Mereka menilai, investasi hardware — seperti membangun pabrik — jauh lebih merogoh kocek dibandingkan dengan investasi dari segi software.

Setelah perdebatan alot, para vendor yang sebelumnya menentang usulan 100% software untuk TKDN 4G sepertinya (dipaksa) bisa menerima keputusan pemerintah ini.

"Tak ada resistensi, itu semua permintaan vendor yang sudah investasi pabrik. Sekarang mereka bisa menerima," klaim Putu.

Detik.com

USULAN TEKNIS APLIKASI SISTEM INFORMASI PEMBERIAN BONUS DAN DISCOUNT “PT. JNE BERBASIS WEB”


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI


MATA KULIAH ETIKA DAN PROFESIONALISME TSI

Nama Kelompok :

Esa Saputra Yunus
M. Omar Mochtar
M. Bani Sucahyo
Ridho Hanal Azmi





UNIVERSITAS GUNADARMA
2016





USULAN TEKNIS
APLIKASI SISTEM INFORMASI PEMBERIAN BONUS DAN DISCOUNT
“PT. JNE  BERBASIS WEB”

Jenis Kegiatan:
Pengembangan Konsep Penjualan dan CRM (Consumen Relationship Management)

Disusun Oleh :
Esa Saputra Yunus      12112559
UNIVERSITAS GUNADARMA
10 Juni 2016





           

Latar Belakang

PT. JNE adalah pelopor jasa kurir pengiriman barang terkemuka di Indonesia yang berdiri dari tahun 1990 terus berkembang dan meningkatkan kwalitas daya saing dalam bidang jasa pengiriman. Di era globalisasi dan pertumbuhan E-commers di Indonesia PT. JNE berperan penting dalam jasa pengiriman dengan mottonya yaitu Just in time, untuk mengembangkan bisnisnya PT. JNE membuat terobosan dengan “menjemput bola” dalam artian menjemput setiap kiriman paket yang akan dikimkan langsung ke pelanggan dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan serta memberikan garansi akan tiba tepat waktu dan paket kiriman dapat dilacak melalui smartphone dan web browser.
Dengan bertumbunya E-commers di Indonesia membuat PT. JNE tidak bisa hanya menjalankan bisnis jasa pengiriman seperti biasanya tetapi harus dapat juga mengikuti perkembangan agar tidak tersaingi oleh jasa kurir yang lain. PT. JNE harus mengembangkan pola bisnis yang baru dengan memanfaatkan CRM (Customer Relationship Management)  agar para konsumen tidak akan pindah ke jasa pengiriman lain dan menarik calon konsumen baru agar menggunakan jasa pengiriman PT. JNE. Contoh dari pemanfaatan CRM ialah dengan membuat royal para konsumen tetap dengan memberikan bonus, potongan harga (discount) dan pelayanan yang prima.
Disatu sisi PT. JNE memiliki keunggulan dalam profesionalisme dan kepercayaan konsumen akan pengiriman jasa baik dalam dan luar negeri yang berlangsung lama para pesaing juga melihat dan mempelajari cara PT. JNE bekerja dan mencoba untuk merebut para konsumen PT. JNE dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan PT. JNE dan pelayanan yang tidak jauh berbeda, untuk itulah harus ada perubahan dalam sektor bisnis dengan memanfaaatkan CRM
Dengan menganalisa gejala-gejala permasalahan tersebut, kami dapat menarik kesimpulan mengenai suatu peluang pengembangan sebuah aplikasi CRM yang diterapkan pada PT. JNE. Aplikasi tersebut berbentuk web dan smartphone yang terkoneksi dengan alamat email yang didaftarkan oleh konsumen sewaktu mengisi data jasa pengiriman PT. JNE , email tersebut akan di olah dan di simpan dalam data base pelanggan dengan pembangian dan fase-fase yang berbeda dimana ada pelanggan tetap, pelanggan baru dan calon pelanggan. Aplikasi ini dibangun dengan tampilan user interface yang user friendly, sehingga bagi pengguna yaitu pegawai PT. JNE bisa menggunakannya dengan mudah. Tampilan dibuat menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 dan Macromedia Flash 8, Database menggunakan MySql, PHP, HTML 5 dan yang terpenting coding pemrograman menggunakan PHP.
Pengembangan sistem ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dari PT. JNE dan mendukung  menjadi yang terbaik dalam jasa pengiriman berbasis nasional, namun menjadi yang berbasis internasional dengan sistem informasi kedepannya.

Rumusan Masalah

Aplikasi ini dibuat untuk PT. JNE , aplikasi ini dapat membantu kinerja perusahaan yang sebelumnya menggunakan sistem lama tanpa CRM untuk melakukan setiap kegiatannya. Sistem baru ini dapat membantu kinerja perusahaan lebih cepat dan terkomputerisasi seperti pendaftaraan pelanggan baru, pencarian paket, menentukan harga, pengembalian barang, perhitungan jarak dengan tarif, pemeliharaan data pelanggan, menetapkan voucer potongan harga bagi pelanggan tetap, menarik pelanggan baru dengan pengiriman gratis dengan syarat tertentu, menjaga hubungan antara pelanggan tetap dan baru. Aplikasi ini berbentuk web yang penggunaannya diperuntukkan bagi pegawai perpustakaan. Sistem ini dibangun menggunakan beberapa software :
1.   Coding pemrograman menggunakan bahasa PHP, HTML 5
2.   Database menggunakan MySql, Oracle
3.    Tampilan sistem informasi menggunakan Macromedia Dreamweaver 8, Bootstrap dan macromedia Flash 8. 


Batasan Masalah

Batasan Masalah dari perumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1.      membahas tentang proses :
a.       pendaftaraan pelanggan
b.       Pencarian order pelanggan
c.       Pencarian paket
d.       menentukan harga dan estimasi
e.       Pengembalian barang (retur)
f.        Pemberian voucer/  Bonus
g.       mencari pelanggan baru

2.      Tidak membahas tentang jaringan antar wilayah ( pusat dan rekanan)
3.      Tidak membahas tentang pembuatan laporan.
4.      Sistem informasi berbasis web yang penggunaannya hanya untuk pegawai PT. JNE
         Pada proposal ini kami tim pengembang ingin memberikan batasan masalah. 

Dalam membangun Aplikasi CRM “PT. JNE” yaitu hanya pada pembuatan aplikasi web. Aplikasi ini di tujukan untuk pegawai PT. JNE untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan sebagai pengembangan media sasaran bisnis yang baru.

Ruang Lingkup Proyek Sistem
Proyek sistem informasi CRM “PT. JNE” yang akan dikembangkan memiliki beberapa ruang lingkup yang harus dikerjakan yaitu sebagai berikut:

1.      Menganalisis setiap prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pendaftaraan pelanggan,  pencarian order pelanggan, pencarian paket, menentukan harga, pengembalian barang, perhitungan jarak dengan tarif, pemeliharaan data pelanggan, menetapkan voucer potongan harga bagi pelanggan tetap, menarik pelanggan baru dengan pengiriman gratis dengan syarat tertentu, menjaga hubungan antara pelanggan tetap dan baru.
2.        Mendesain sistem sistem utama aplikasi sistem informasi CRM  PT. JNE
3.        Pembuatan aplikasi sistem informasi CRM PT. JNE
4.        Pelatihan terhadap pegawai PT. JNE
5.        Pemeliharaan sistem pada aplikasi yang akan dibuat
6.        Dokumentasi sistem yang telah di buat

Menerapkan serta melakukan percobaan sistem informasi ini sampai dengan penerapan sistem informasi ini secara berjalan dengan baik.

Modul Pengembangan
1.        Modul database pelanggan
2.        Modul pendaftaraan anggota
3.        Modul pencarian paket
4.        Modul pengorganisasian data
5.        Modul pemeliharaan database

Manfaat Pengembangan Sistem
Manfaat dari pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut :
1.       Meningkatkan pelayanan PT. JNE
2.       Memudahkan pelanggan untuk pendaftaraan, menghitung estimasi biaya.
3.       Mengembangkan sistem lama ke dalam sistem baru yang lebih terkomputerisasi.
4.       Mempermudah untuk data pelanggan.
5.       Menarik Pelanggan baru dan memberikan potongan harga ke pada pelanggan yang lama agar tidak pindah ke jasa pengiriman yang lain.
6.       Menjalin hubungan antar pelanggan dan perusahaan dan meningkatkan kepercayaan
7.       Pemeliharaan data lebih cepat dan mudah dilakukan.


Tujuan Perencanaan Proyek 
Tujuan dirancangnya proyek sistem informasi perpustakaan ini antara lain:

1.   Mengurangi dan meminimalisir pelanggan untuk pindah ke jasa pengiriman lain dan pengembangan bisnis baru.
2.   Proses pemeliharan data dapat dilakukan dengan pengarsipan melalui media komputer dan proses pemeliharaannya jauh lebih mudah jika dilakukan dengan komputerisasi.

Solusi yang di usulkan

1.   Mudah digunakan dengan berbagai fasilitas menu yang terintegrasi mulai dari data pelanggan, pengolahan pencarian barang pencarian paket, menentukan harga, pengembalian barang, perhitungan jarak dengan tarif, pemeliharaan data pelanggan, menetapkan voucer potongan harga bagi pelanggan tetap, menarik pelanggan baru dengan pengiriman gratis dengan syarat tertentu, menjaga hubungan antara pelanggan tetap dan baru.
2.      Praktis dan cepat
3.      Fungsional dan akurat
4.      Terintegrasi antara pusat dan rekanan di daerah
5.      Jaminan pemeliharaan (purna jual) yang berkesinambungan dan murah

Hasil yang diharapkan
Menghasilkan beberapa laporan atau hasil print out yang dibutuhkan, antara lain:
1.      Nomor resi(register pelanggan) secara otomatis.
2.      Barcode nomor anggota tetap/ baru
4.      Statistik (penggunaan jasa )
5.      Stock gudang dan pencarian barang
6.      Laporan pencarian barang dan jumlah barang
7.      Kontrak pelanggan (email untuk di berikan penawaran)
 Pelaksanaan Proyek
Kegiatan dan waktu pelaksanaan
Januari
Maret
April
                                    
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Analisis Kebutuhan
Design fungsi
Pemograman
Pengujian
Instalasi
Pelatihan
Pemeliharaan
Dokumentasi

Rancangan Biaya Sistem Informasi
1.            Biaya persiapan
Tipe Requitment
Spesifikasi
Harga Satuan ( Rupiah )
Software
Macromedia dreamweaver  8
HTML 5
Macromedia flash 8
My SQL Server
Domain & Hosting
 1.700.000

1.700.000
-
200.000/bulan
                                                                                                                                 
Hardware
1 Paket Komputer ( PC )
Modem Eksternal
1 Printer
4.800.000
500.000
3.550.000

JUMLAH

12.450.000

2.        Biaya Pengerjaan :
No.
Perincian
Biaya ( Rupiah )
1
Analisis kebutuhan
5000.000
2
Design Fungsi
3000.000
3
Pemograman
3. 200. 000
4
Pengujian
1.000.000
5
Instalasi
2.500.000
6
Pelatihan
2.500.000
7
Pemeliharaan
2000.000
8
Dokumentasi
1000.000
Jumlah
20.200.000


Tenaga Pelaksana
Untuk mengembangkan sistem Informasi CRM “PT. JNE”  berbasis web, maka dibutuhkan tim pengembang yang kompeten di bidangnya masing-masing, sebagai berikut:
1.             Project Manager dan System Analisis   :           Esa Saputra Y 
2.             Database Engineering                            :           M. Bani Nurcahyo 
3.             Graphic and Software Engineer            :            M. Ridho H

Metodologi
Metodologi merupakan elemen yang paling mendasar dari suatu proses bisnis. Berikut ini adalah suatu metodologi untuk merealisasikan proyek Aplikasi Sistem Informasi perpustakaan  Berbasis Web, tahapannya sebagai berikut:

1.  Analisis Kebutuhan
Mempelajari proses-proses dan indentifikasi data-data yang dibutuhkan, dalam perancangan suatu aplikasi informasi percetakaan berbasis web. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kemudahan dalam hal ini untuk meningkatkan pelayanan efesiensi dan keputusan.

2. Desain Fungsi
Melakukan desain sistem secara detail, mulai dari Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), desain file, desain tabel, relasi tabel dan sebagainya sehingga membentuk sistem lengkap sesuai dengan fungsi-fungsi bisnis yang dikehendaki.


3. Pemograman
Melakukan coding untuk merealisasikan desain fungsi yang telah dibuat. Lama Pengerjaan, kerumitan dan Jumlah baris coding menentukan besar-kecilnya harga Aplikasi yang dibuat.

4. Pengujjian
Melakukan beberapa testing dengan uji prilaku (behavior testing), focus terhadap input dan output, dan testing terhadap fungsionalitas sistem.

5. Instalasi
Mengganti sistem lama dengan  menempatkan sistem baru yang telah dibuat, jika hasil dari suatu proses pengujian sudah sesuai dengan fungsinya. 

6. Pelatihan
Sebelum aplikasi program dijalankan/ kunjungi oleh user, pihak developer proyek perangkat lunak bertanggung jawab melatih pegawai PT. JNE yang hendak mengoperasikan program aplikasi yang telah dibuat. Pihak pengembang juga berkewajiban memberikan informasi yang benar dan terbuka sehingga tidak menyulitkan para pengguna aplikasi selanjutnya.

7. Pemeliharaan
Proyek perangkat lunak tidak bisa selesai begitu saja setelah diserahterimakan, tetapi masih berlanjut hingga tenggang waktu yang cukup untuk memastikan bahwa produk perangkat lunak yang telah diserahkan tersebut bisa beroperasi dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.

8. Dokumentasi
Dalam sebuah proyek bisa terdiri dari beberapa dokumen. Dokumen dibuat untuk melihat kemajuan proyek yang sedang dikembangkan, sebagai referensi untuk bug bila terjadi kendala, sebagai pedoman operasional dan sebagainya.

Kelayakan Hukum
Secara hukum, seluruh perangkat baik software maupun hardware termasuk prosedur-prosedur yang akan digunakan tidak menyalahi ketentuan yang berlaku di negara Indonesia serta ketentuan perusahaan.